Rahim Pengganti

Bab 135 "Pesta Pernikahan Super Megah"



Bab 135 "Pesta Pernikahan Super Megah"

0Bab 135     
0

Pesta Pernikahan Super Megah     

Di sebuah ruangan intensif seorang pria paruh baya terbaring dengan sangat lemah. Sudah banyak alat di dalam tubuhnya yang menempel, pintu ruangan tersebut terbuka. Menampilkan seorang pria muda yang masuk ke dalam sana, dan berdiri di dekat tempat tidur.     

Pria itu menoleh ke arah orang tersebut. Sedangkan pria muda itu menarik nafasnya panjang sebelum mengatakan sesuatu.     

"Saya sudah menyampaikan maksud anda tuan. Dan benar dugaan anda nyonya Iren sangat marah, wanita itu begitu tidak suka dengan maksud yang saya sampaikan."     

Pria tua itu hanya memberikan kode dari kedipan matanya. Orang yang terbaring dengan lemah itu adalah Andi, pria itu terkena serangan jantung dan stroke yang menyebabkan dirinya harus masuk rumah sakit.     

***     

Setelah kejadian penuh drama tadi malam, saat ini seluruh keluarga besar Bian sudah berada di dalam hotel. Elang yang diberitahukan mengenai hal itu sangat kaget. Namun, karena penjelasan yang diberitahukan oleh Bian membuat Elang menjadi lebih tenang.     

"Beda yang mau sah aura nya lebih tegang," ucap Jodi.     

Saat ini di dalam ruangan kamar milik, Elang hanya dihuni oleh ketiga pria lajang itu. Dan sejak tadi Elang sudah menarik nafasnya berat, berusaha membuat dirinya biasa biasa saja menghadapi semua yang terjadi. Bahkan Elang berusaha untuk menutupi rasa gugupnya.     

"Maka nya nikah Jod, jadi lo tahu gimana rasa nya tegang seperti ini. Rasa yang beww, mantap kali bah," balas Andrian.     

Elang hanya diam, pria itu tidak mengindahkan apa yang diucapkan oleh kedua temannya yang sejak tadi berbicara tanpa henti, Elang berusaha terlihat santai namun, ekspresi di wajahnya tidak bisa menutupi jika dirinya tidak sesantai itu.     

Tawa canda yang di ciptakan oleh Andrian dan Jodi tidak membuat Elang bisa lebih santai melainkan dirinya tetap deg deg an dengan acara yang akan terjadi nanti sore.     

Bukan hanya Elang yang tidak tenang, Siska pun sama wanita itu sejak tadi sudah mondar mandir di dalam kamar hotel. MUA yang akan mendandaninya, akan datang sebentar lagi dan sejak melangkahkan kaki ke hotel ini Siska sudah takut dan cemas dengan acara yang akan terjadi nanti.     

"Kamu kenapa?" tanya Carissa yang baru masuk ke dalam kamar Siska bersama dengan Ryu yang sudah tertidur. Siska menoleh ke arah Carissa terdengar sangat jelas helaan nafas berat. Siska lalu di samping Carissa yang sedang meletakkan anaknya di atas tempat tidur. Wanita itu di minta oleh bunda Iren, untuk menemani Siska di dalam kamar, karena siapa tahu membutuhkan bantuan. Sedang yang lainnya, sibuk dengan persiapan pernikahan yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi. "Aku deg deg an, banget loh mbak. Rasanya jantungku mau lepas seriusan." Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Siska membuat Carissa tersenyum, bagaimana bisa hal itu terjadi sungguh Carissa rasanya ingin tertawa mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Siska.     

"Udah kamu tenang aja sih. Semua akan berjalan dengan sempurna, mending sekarang kamu duduk atau apa gitu, oh ya makan aja deh. Supaya pas di make up gak oleng," usul Carissa. Namun, Siska tetap Siska, sikap keras kepalanya terkadang membuat orang disekitar sedikit kesal.     

Siska bukannya mengikuti apa yang diucapkan oleh Carissa anak itu malahan duduk dan menonton YouTube.     

"Gak mau makan nih? Entar laper loh, kalian pasti bakalan susah nanti. Apalagi undangan kedua orang tua Elang pasti banyak," ujar Carissa.     

"Nanti aja deh mbak. Nggak tahu kenapa gak nafsu gitu lihat nasi, masih deg deg an banget loh sekarang. Rasa nya jantung aku mau lepas mbak seriusan," ucap Siska lagi. Carissa hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku, adik iparnya itu yang benar benar absolute.     

"Hem … ya sudah kalau kamu butuh sesuatu bilang sama mbak. Mbak mau ke kamar dulu, antar Ryu anak itu udah tidur."     

"Kenapa gak di sini aja sih mbak. Kasihan kalau nanti ke bangun," ucap Siska.     

"Nanti MUA nya datang kasihan kalau Ryu ada di sini, jadi mending mbak bawa ke kamar aja. Biar Mas Bian yang jaga nya," balas Carissa.     

"Tapi mbak, kesini lagi kan? Mbak jangan tinggalin aku sendirian," ujar Siska.     

"Iya … iya … mbak ke sini lagi nanti, udah kamu tunggu aja sebentar." Siska menganggukkan kepalanya, lalu Carissa dengan sangat pelan membawa, Ryu ke dalam dekapannya.     

***     

Semua orang yang menunggu di rumah sakit Cipto Agung saat ini panik, karena Andi di dalam ruangan sedang kritis. Semalam semuanya baik baik saja namun, pagi ini pria tua itu tidak sadarkan dirinya.     

"Apa kamu sudah mencoba menghubungi Carissa?" tanya Ikram.     

"Saya sudah datang ke sana tuan namun, ternyat nona Carissa tidak tahu tahu tuan Andi adalah ayah nya. Dan saat itu juga nyonya Iren marah besar, saya lalu pulang. Saya meminta nona Carissa untuk segera mengunjungi Tuan," jawab Kasa. Pria muda yang menjadi asisten dari Andi. Pria itu sudah seperti anak sendiri bagi Andi, dan begitu sebaliknya kebaikan Andi kepada Kasa membuat pria itu ingin selalu ada di sampingnya. Kasa tahu, Andi selalu dicap sangat buruk oleh orang orang. Padahal kenyatannya tidak, Andi memiliki sisi yang berbeda, keadaan yang membuat Andi bisa bertindak seperti itu.     

Ikram terdiam, dia juga tidak bisa memaksakan keinginan jika nyata Carissa tidak mau datang mengunjungi Andi. Ikram adalah anak angkat Andi, yang di rawat sejak kecil. Ikram tahu betul, bagaimana Andi begitu sayang dengan dirinya, bahkan ketika Andi bercerita mengenai Carissa kepadanya ada binar bahagia di mata Andi, yang selama ini tidak pernah dirinya lihat.     

"Hari ini Elang menikah, dan saya yakin Carissa dan Bian ada di sana. Saat itulah saya akan berbicara dengan mereka, saya harap keduanya mau melihat Papa," ujar Ikram.     

Kasa menganggukkan kepalanya, keduanya juga berharap demikian. Mereka tidak ingin mendahului takdir namun, keduanya takut jika Andi ternyata pergi lebih dulu sebelum bisa bertemu dengan Carissa anak yang selama hampir dua puluh lima tahun tidak dirinya lihat bahkan tidak bisa diberikan kasih sayang karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi.     

Ikram menatap dari balik kaca kamar tersebut, pria itu berulang kali menarik nafasnya panjang. Berusaha unutukt bisa tetap tegar melihat kondisi Andi yang sangat memprihatinkan.     

"Pa!! Aku akan membawa anak Papa ke sini, aku akan memberikan kebahagian yang selalu papa inginkan. Bertahan ya pa, Ikram akan membawa Carissa datang dan menemui papa."     

Ikram mengucapkan hal itu di dalam hatinya, pria itu akan membawa Carissa membujuk bahkan jika perlu bersujud di bawah kakinya supaya wanita itu mau datang ke rumah di mana Andi di rawat. Ikram banyak berhutang budi, kepada Andi dan dengan cara seperti ini lah membuat dirinya bisa membalas semua kebaikan yang pernah Andi berikan kepada Ikram.     

***     

MUA yang di sewa sudah selesai mendandani semua anggota keluarga, bunda Iren, Tante Elsa, Carissa, Mama Elang dan semua orang lainnya. Bahkan mereka sudah mengenakan kebaya yang sama dengan warna lilac yang begitu indah, sedangkan para pria juga sama bahkan Jodi dan Andrian ikut mendapatkan seragam yang sama dengan pihak Elang.     

"Kamu cek Siska dulu nak, sudah selesai apa belum. Acara akan di mulai," ujar bunda Iren.     

"Biar mereka mereka saja mbak yang melihat. Kasihan nak Carissa," cela mama Elang. Sungguh menjadi keluarga Elang, membuat semua wanita iri karena memiliki mertua yang begitu baik bahkan sangat baik kepada semua orang. Mama Elang tidak pernah mau, melihat Carissa bahkan sampai Tante Elsa yang sedang hamil besar kesulitan atau lelah.     

Wanita itu ingin semuanya sehat, dan terlihat fresh saat berkumpul bersama. Kehangatan yang diberikan oleh Mama Elang membuat semua pihak bahagia, apa lagi kedua teman Elang Jodi dan Andrian yang begitu menikmati kebaikan wanita itu.     

"Gak apa apa Ma. Biar Caca aja ke sana, sekalian mau menemani Siska. Biar dia gak deg deg an," ujar Carissa.     

"Oh … ya sudah, kamu hati hati ya. Jangan kecapekan," ujar Mama Elang.     

Carissa lalu pamit kepada suami yang saat ini sedang mengendong Ryu. Entah kenapa anak itu tidak mau di gendong oleh Carissa sepertinya Ryu, tahu jika hari ini bundanya harus cantik dan lebih memilih merepotkan sang ayah di bandingkan dengan Carissa. Sedangkan Melody sudah asyik bermain dengan Aulia dan Andrian anak itu yang tidak biasanya akur dengan Andrian kali ini kembali akur dan mau bermain dengan laki laki itu.     

Ting     

Pintu kamar terbuka, Carissa masuk ke dalam sana. Terlihat saat ini Siska sedang di dandani, adik ipar nya itu terlihat sangat cantik. Sungguh Carissa begitu semangat untuk mendekati Siska.     

"Ya ampun … cantik banget kamu dek. Duh, mbak yakin Mas Elang pasti gak bakalan bisa berpaling lagi, aduh … aduh … pengantin ini geulis pisan uy," ucap Carissa dengan begitu excited. Wanita itu sangat semangat, Siska hanya tersenyum malu. Dirinya saja tidak menyangka jika, bisa di dandani dengan begitu indah. Dua orang make up artist yang saat ini mendandani Siska tidak menyangka polesan tipis yang mereka berikan begitu indah di wajah Siska. Sehingga membuat aura penggantinya tercetak dengan sangat jelas.     

Carissa mengobrol bersama dengan kedua make up artist tersebut, mereka bercerita jika baru pertama kali merias pengantin dengan begitu keindahan ini, apa lagi base yang diberikan hanya satu kali, berbeda dengan pengantin lainnya yang berulang kali supaya bisa memberika tampilan yang cetar.     

"Mbak sebelumnya puasa dulu kah?" tanya Astrid. Wanita itu terpukau dengan hasil yang di tampilkan pada wajah Siska.     

"Nggak mbak. Kenapa memangnya?" tanya Siska. Dirinya bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Astrid.     

"Aura nya beda mbak. He … he … mbak cantik banget biasa nya, kalau make up pengantin itu minimal empat base yang diberikan pertama kali untuk mengcover semuanya tapi sama mbaknya tadi cuma sekali aja yang sudah siap untuk di kasih tambahan. Makanya aku terpukau sekali mbak, dengan hasil ini."     

"Kenapa bisa gitu mbak. Ini nanti bisa tahan kan? Acaranya sampai sore loh mbak, kan gak lucu kalau make up nya Siska udah luntur," ujar Carissa. Meskipun wanita itu tahu kualitas dari make up artist ini tidak bisa di ragukan lagi, karena mereka adalah make up terbaik di kota ini. Bahkan untuk membooking supaya bisa ada di acara ini, harus sangat lama jika orang biasa namun, karena Mama Elang yang ada di balik semuanya, maka lancar dengan cepat.     

Astrid tersenyum, wanita itu mengerti kenapa customer nya berbicara seperti itu, karena melihat base yang digunakan hanya selapis. Tapi Astrid yakin jika make up nya akan terus awet sampai akhir.     

"Tenang mbak … saya jamin, semuanya akan baik baik saja."     

Carissa menganggukkan kepalanya. Riasan Siska sudah selesai, dengan kebaya berwarna putih gading yang begitu pas di tubuh Siska membuat wanita itu terlihat sangat cantik. Carissa begitu semangat, wanita itu memotret dan mengirimkan pesan ke ponsel suaminya.     

Tak lama Tante Elsa menyusul, wanita itu juga heboh saat melihat Siska yang sudah tampil dengan sangat cantik dan indah membuat Elsa hampir lupa jika dirinya sedang mengandung jika Om Arga tidak mencegah kegilaan sang suami.     

"Sayang!!" tegur Om Arga. Tante Elsa yang ingin bergoyang berhenti, ia sering kali lupa jika saat ini mengandung. Bahkan tadi ketika akan keluar dari dalam kamar hotel, Elsa menggunakan high heels yang begitu tinggi. Hal itu membuat Om Arga harus melotot tajam lebih dulu, baru Tante Elsa sadar akan kesalahan dirinya.     

"He … he … maaf papa sayang, kamu kenapa cantik banget sih Siska. Duh Tante jadi pengen jadi pengantin lagi loh. Kamu cocok banget dengan riasan seperti ini, ya ampun," ujar Tante Elsa.     

"Makasih Tante."     

"Ya sudah ayo. Acara akan di mulai sebentar lagi, ayo kita ke ballroom sekarang." Carissa segera meraih tangan adik ipar nya itu di sebelah kiri, dan Tante Elsa di sebelah kanan bersama dengan Om Arga. Terlihat jelas dari tangan Siska yang sudah dingin dan gemetaran karena acara yang akan dimulai sebentar lagi.     

***     

Saat masuk ke dalam ruangan tersebut semua pasang, mata menatap Siska dengan begitu kagum tataoan semuanya terlihat jelas. Melihag hal itu semakin membuat Siska deg deg an, Elang yang sudah berdiri di ujung sana menatap ke arah Siska tanpa berkedip sedikit pun.     

"Woi mata mata, biasa aja jangan sampai lepas," ledek Andrian.     

Elang tidak menggubris pria itu tetap menatap ke arah depan melihat wanita yang begitu cantik, oh rasanya Elang ini menutup semua mata pria pria yang ada di tempat tersebut supaya tidak menatap ke arah calon istrinya.     

Semakin dekat Siska dengan Elang, semakin cepat juga jantung keduanya berdebar, duduk bersama seperti ini membuat Elang begitu gugup. Semua orang di sana sudah menunggu acara inti yang sebentar lagi akan dimulai.     

Hingga dengan satu tarikan nafas, Elang berhasil mengucapkan kalimat yang begitu sakral. Teriakan sah dari semua orang yang ada di sana, menjadi saksi bahwa pernikahan mereka sudah selesai. Elang dan Siska sudah sah menjadi pasangan suami istri di mata agama dan negara.     

Seorang pria yang duduk paling belakang, hanya bisa mengawasi semuanya dari belakang, menahan sesak yang begitu sakit. Rasa sakit melihat Siska bersanding dengan pria lain, orang itu adalah Xavier, dirinya datang ke arah tersebut menyamar menjadi pegawai catering demi bisa menyaksikan bagaimana akhirnya Siska. Wanita yang begitu dirinya cintai akhirnya menikah dengan seorang pria lain.     

"Semoga kamu bahagia," ucapnya lalu keluar dari dalam gedung tersebut. Xavier tidak bisa berlama lama berada di sana, pria itu tidak kuat dengan apa yang terjadi di depannya saat ini. Melihat wanitanya bersanding dengan pria lain apalagi senyuman di wajah Siska tidak bisa membohongi jika Siska begitu bahagia dengan pernikahannya saat ini.     

Acara demi acara berlangsung, Siska dan Elang sudah sama sama lega dengan hari ini. Momen yang begitu indah, di dalam hidup keduanya. Genggaman tangan Elang tak pernah lepas dari tangan Siska, pria itu terus menerus menggenggam tangan istrinya. Wanita yang begitu dirinya cinta akhirnya menjadi tempat pelabuhan hatinya untuk yang terakhir.     

Bian dan Carissa yang melihat kemesraan keduanya juga ikut menampilkan hal yang sama. Tanpa rasa malu, Bian memeluk istrinya dari samping dengan begitu erat. Membuat orang orang menatap iri, melihat kemesraan yang diperlihatkan oleh Bian dan Carissa.     

"Yang pengantin baru siapa yang tebar pesona siapa."     

Ucapan itu membuat orang yang dekat dengan meja mereka tertawa, Bian tidak memikirkan ucapan yang dilontarkan oleh Jodi, pria itu masa bodoh dengan hal itu sedangkan Carissa sudah malu karena semua orang yang menatapnya.     

"Mas lepas ih, malu di lihat orang banyak," ujar Carissa. Namun, sikap keras kepala Bian sangat sulit dihindari pria itu tetap dengan keinginannya.     

Pesta pernikahan ini sangat mewah dan megah, banyak orang orang penting yang datang ke acara tersebut. Bahkan beberapa kolega Papa Elang semua nya datang, Bian yang melihat hal itu berdecak kagum. Apa lagi beberapa dari mereka adalah orang penting di negeri ini, yang sangat sulit untuk datang ke acara seperti ini namun, nyatanya mereka semua menghadiri acara tersebut.     

Dari arah belakang Andrian berjalan ke arah Bian lalu membisikan sesuatu hal itu membuat Carissa bingung dengan perubahan ekspresi wajah yang ditampilkan oleh Bian.     

"Di mana dia?" tanya Bian.     

"Ada di ruangan sebelah. Tadi dia minta untuk bertemu di sana saja. Kalau lo emang mau biar gue antar, tapi kalau gak bisa ya udah," ucap Andrian.     

Bian lalu menatap ke arah Carissa. Melihat tatapan suaminya itu membuat perasaan Carissa semakin tidak enak. "Kenapa Mas?" tanya Carissa.     

"Ada yang mau ketemu sama kita. Kamu mau?" tanya Bian.     

Carissa terdiam, siapa yang ingin bertemu dengan dirinya hingga sebuah nama muncul, tapi tidak mungkin karena pria tersebut sedang sakit pikir Carissa namun, akhirnya Carissa menganggukkan kepalanya dan mengikuti sang suami pergi.     

"Bun kita ke sana sebentar mau ketemu teman lama," ujar Bian.     

"Jangan lama lama ya nak. Kita mau foto keluarga," balas Bunda Iren. Carissa dan Bian menganggukkan kepala mereka, Andrian lalu ikut dengan Bian pergi dari sana. Hal itu membuat Jodi jadi penasaran, apa lagi melihat gerak gerik Andrian yang begitu misterius.     

***     

Di sini lah mereka berdua di sebuah ruangan yang berada di dalam ballroom tersebut. Ruangan yang hanya bisa digunakan oleh mereka beberapa menit saja. Carissa menatap ke arah seorang pria muda yang ada di depannya, pria yang tak asing di lihatnya. Namun, entah dimana Carissa melihat pria tersebut.     

"Lama tidak bertemu Bian," ucap Ikram.     

Bian dan Ikram adalah pebisnis sehingga sangat wajar jika mereka mengenal namun, yang membuat Bian tidak tahu adalah pria di depan nya saat ini adalah anak angkat dari pria itu.     

"Ada apa? Apa yang membuat anda datang ke sini?" tanya Bian dengan datarnya.     

"Saya di undang oleh orang tua dari Elang, itu lah kenapa saya ada di sini. Saya berharap kamu mengundang saya namun, nyatanya tidak ada undangan dari kamu Bian," ucap Ikram.     

"Langsung saja. Apa yang membuat anda di sini? Saya tidak suka berbasa basi," balas Bian.     

Ikram tersenyum pria itu lalu menatap ke arah bian dan Carissa dengan intens.     

"Saya kesini atas nama Pak Andi dan meminta Carissa untuk bisa datang sebentar ke rumah sakit Cipto untuk melihat keberadaan dan kondisi Pak Andi saat ini." Ikram menjeda ucapannya, kemudian menarik nafasnya dan mulai membuka mulutnya kembali.     

"Saat ini pak Andi kritis beliau hanya ingin bertemu dengan kamu Ca anak yang selama ini tidak pernah dirinya tahu asal kamu tahu bahwa Pak Andi sangat menyesal baru mengetahui keberadaan kamu. Selama ini dirinya tidak mengetahui bahwa ada kamu buah cintanya dengan ibu Utami, terserah kamu mau percaya atau tidak yang jelas Ibu Utami adalah wanita yang begitu dicintai oleh papa. Saat saya berumur 5 tahun Andi mengadopsi saya sebagai anak angkatnya dan saya tahu bagaimana sikap Papa bagaimana tingkah laku Papa selama ini kalian mungkin melihat kekejaman Papa yang memang tidak bisa ditolerir dan saya adalah orang pertama yang meminta Papa untuk berhenti menyakiti kalian karena saya tahu suatu saat nanti papa akan menyesal dan benar saja ketika Papa tahu bahwa kamu adalah anak kandungnya Papa drop dan masuk rumah sakit tadi pagi sebelum saya ke sini ini papa kritis harapannya hanya satu bisa bertemu dengan anak gadisnya."     

Ikram mengeluarkan semua yang dirinya tahu, Carissa hanya menjadi pendengar wanita itu terus menerus mendengar setiap orang yang berbicara tentang Andi.     

"Hanya ini yang bisa saya katakan saya tunggu kehadiran kalian di rumah sakit. Carissa Papa Andi menunggu kamu, oke baiklah saya pamit terima kasih untuk waktunya sampaikan salam saya kepada Siska dan orang semoga mereka selalu bahagia."     

Setelah mengatakan hal itu Ikram pergi dari tempat itu, Bian menatap ke arah sang istri yang terlihat tidak baik baik saja.     

"Kamu harus ingat ada aku yang selalu ada untuk kamu."     

"Mas bolehkah antarkan aku bertemu dengan dia?" tanya Carissa.     

Bian menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun segera beranjak dari tempat tersebut. Meninggalkan ruangan itu, saat sudah sampai di depan di sana sudah ada Jodi dan Andrian. Terlihat kedua pria itu sangat ingin tahu apa yang mereka bicarakan.     

"Gak usah kepo."     

Andrian menahan tawanya ketika melihat perubahan ekspresi wajah yang ditampilkan oleh Jodi ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Bian.     

"Sabar ya Jodi ini cobaan," ledek Andrian.     

Jodi hanya memasang wajahnya cemberut mendengar ucapan yang baru saja disampaikan oleh antrian keduanya lalu berjalan menuju ke tempat mereka duduk pertama kali.     

Acara demi acara berjalan dengan lancar saat ini seluruh keluarga besar sedang berfoto bersama pernikahan elang dan Siska adalah pernikahan termewah di tahun ini semua kolega yang dimiliki oleh papalang datang hiasan emas dan silver yang ada di dalam ruangan ini membuat semua terlihat sangat megah.     

Wajah cantik Siska dan wajah ganteng Elang membuat semua pasang mata yang menatap mereka berdua begitu iri pasangan pengantin baru itu sangat bahagia terlihat dari senyuman tulus yang ada di bibir mereka masing-masing.     

Setelah hujan badai yang datang menerpa hubungan elang dan Siska akhirnya pelangi indah yang Tuhan berikan ada hari ini pernikahan yang penuh lika-liku perjalanan yang penuh dengan banyak rintangan akhirnya bisa mereka lewati.     

##     

Halo guys thank you buat semua orang yang udah baca kisah Carissa dan Bian tungguin season keduanya nanti Januari 2022 selamat membaca dan happy weekend sehat selalu buat kita semua I love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.